Rancak, “Janjang Sajuta” di Lereng Singgalang, Segera Dibangun

Diposting pada

Asli Minang Community

rancak-janjang-sajuta-di-lereang-singgalang-ndak-lamo-lai-dibuek

Urang awak tidak lama lagi akan ada kebanggaan baru, karena akan dibuat “Janjang Sajuta” yang akan menjadi primadona terobosan pariwisata.

Kemarin, Hari Senin tanggal 31 Oktober 2016, Hal ini sudah dikonfirmasi oleh Kepala Dinas Ke­bu­da­yaan dan Pariwisata (Dis­budpar) Kabupaten Agam yang bernama Pak Hadi Suryadi:

“Objek Agro Wi­sata di lereng Sing­galang, sangat strategis. Jenjang itu nantinya akan membawa pe­ngunjung me­napaki medan mendaki pada lereng pe­gu­nungan tersebut”

“Pada tahun 2017 nanti ke­inginan mem­bangun Janjang Sajuta di objek wisata itu bisa direalisasikan. Jenjang akan tembus ke hutan pinus di pinggang Gunung Sing­ga­lang. Pemandangannya sa­ngat bagus, dan memiliki nilai serta daya tarik yang kuat”

Pemerintah Kabupaten Agam akan membangun Janjang Sajuta di Objek Agro Wisata Lereng Gunung Singgalang, nan barado di Kecamatan Banuhampu.

Didukung Oleh Perantau

Lebih hebat lagi, rencana pembangunan ini juga sudah mendapatkan dukungan dari perantau Agam dimana saja berada, bukan hanya pemikiran tapi juga dana.

Ada fasilitas lain nan lebih penting yaitu nantinya akan ada gerbang masuk yang akan bertuliskan “Janjang Sajuta Lereng Singgalang”.

Secara bertahap, fasilitas pendukung objek akan diperbanyak, sahingga Objek Agro Wisata Lereng Sing­galang menjadi wisata kelas dunia.

Untuk diketahui, sebelumnya sudah pula dibuat jenjang 1001 di Objek Wi­sa­ta Ikan Sakti Sungai Janiah, Kecamatan Baso, dan Janjang Koto Gadang di IV Koto.

“Kita menginginkan wi­sa­tawan memiliki kesan men­dalam sehingga pengunjung diharapkan selalu ber­ke­inginan kembali ke lokasi itu setelah pulang. Kami optimis kerjasama Disbudpar dengan Dinas Kehutanan dan Per­kebunan (Dishutbun) Agam, akan menjadikan Objek Agro Wisata Lereng Singgalang terwujud”

“Pembangunan Janjang Sajuta adalah sebuah ke­inginan tidak hanya dari pemerintah namun juga anak nagari, serta perantau. Apa­bila dilihat ke belakang, tidak ada hal yang mustahil dila­kukan apabila diper­sa­ma­kan”

Tinggalkan Balasan