Penelitian Ahli, Inilah Kearifan Asli di Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat

Diposting pada

Salam Asli Minang

Sanak sadonyo, bersama ini kami sampaikan tentang bagian asli yang selama ini jadi rahasia dan jarang diketahui.

Kota Sawahlunto, yang dijuluki “Kota Arang”, terkenal dengan peninggalan sejarah pertambangan batubara yang gemilang, pemandangan alam yang memukau, dan kearifan lokal yang masih lestari.

Kearifan lokal ini merupakan warisan leluhur yang dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Kota Sawahlunto, dan menjadi identitas yang membanggakan bagi kota ini.

1. Filosofi Adat Minangkabau:

Kearifan lokal Kota Sawahlunto berakar dari filosofi adat Minangkabau yang dikenal dengan “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”.

Filosofi ini menekankan keseimbangan antara adat istiadat, agama, dan hukum Allah SWT.

Nilai-nilai adat Minangkabau seperti musyawarah mufakat, gotong royong, dan saling menghormati menjadi landasan hidup masyarakat Kota Sawahlunto.

2. Tradisi Gotong Royong dan Musyawarah Mufakat:

Kearifan lokal Kota Sawahlunto terwujud dalam tradisi gotong royong dan musyawarah mufakat.

Gotong royong, atau “barek samo barek raso”, merupakan budaya saling membantu yang dilakukan secara bersama-sama untuk menyelesaikan pekerjaan.

Musyawarah mufakat, atau “barundiang basamo”, merupakan cara pengambilan keputusan yang melibatkan semua pihak untuk mencapai kesepakatan bersama.

3. Upacara Adat dan Tradisi:

Kearifan lokal Kota Sawahlunto juga tercermin dalam berbagai upacara adat dan tradisi yang masih dilestarikan, seperti Upacara Adat Mandi-mandi Ka Payau, dan Tradisi Makan Bajamba.

Upacara adat ini memiliki makna dan nilai-nilai budaya yang luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi.

4. Kearifan Lokal dalam Penambangan Batubara:

Kearifan lokal Kota Sawahlunto juga terlihat dalam cara penambangan batubara yang dilakukan oleh masyarakatnya.

Sistem “penambangan tradisional” yang ramah lingkungan dan berkelanjutan merupakan bentuk kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam secara bertanggung jawab.

5. Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Air:

Kearifan lokal Kota Sawahlunto juga terlihat dalam pengelolaan air yang dilakukan oleh masyarakatnya.

Sistem “irigasi tadah hujan” merupakan sistem pengairan yang memanfaatkan air hujan untuk mengairi sawah.

Sistem ini menunjukkan kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan.

6. Kearifan Lokal dalam Arsitektur Rumah Gadang:

Kearifan lokal Kota Sawahlunto juga terlihat dalam arsitektur Rumah Gadang yang menjadi ciri khas Minangkabau.

Rumah Gadang memiliki bentuk yang unik dan mencerminkan nilai-nilai budaya Minangkabau, seperti keseimbangan, kesederhanaan, dan keharmonisan dengan alam.

7. Kearifan Lokal dalam Seni dan Budaya:

Kearifan lokal Kota Sawahlunto juga tercermin dalam seni dan budaya yang berkembang di daerah ini.

Tari-tarian tradisional seperti Tari Tari Minang, dan Tari Rantak Minang, serta musik tradisional seperti Talempong dan Saluang, merupakan bentuk kearifan lokal yang dilestarikan dan diwariskan kepada generasi muda.

8. Kearifan Lokal dalam Bahasa Minangkabau:

Kearifan lokal Kota Sawahlunto juga terlihat dalam bahasa Minangkabau yang digunakan oleh masyarakatnya.

Bahasa Minangkabau memiliki kekayaan kosakata dan tata bahasa yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal masyarakatnya.

9. Kearifan Lokal dalam Kuliner:

Kearifan lokal Kota Sawahlunto juga terlihat dalam kulinernya yang terkenal dengan kelezatannya.

Rendang, Sate Padang, dan Gulai Ikan merupakan beberapa contoh kuliner khas Padang yang mencerminkan kekayaan budaya dan kearifan lokal masyarakatnya.

10. Kearifan Lokal dalam Pengobatan Tradisional:

Kearifan lokal Kota Sawahlunto juga terlihat dalam pengobatan tradisional yang masih dipercaya dan digunakan oleh masyarakatnya.

Ramuan herbal dan terapi tradisional merupakan beberapa contoh kearifan lokal dalam pengobatan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

11. Kearifan Lokal dalam Kearifan Berpakaian:

Kearifan lokal Kota Sawahlunto juga terlihat dalam pakaian adat Minangkabau yang dikenakan oleh masyarakatnya.

Pakaian adat Minangkabau memiliki desain yang unik dan mencerminkan nilai-nilai budaya Minangkabau, seperti kesopanan, keanggunan, dan keharmonisan dengan alam.

12. Kearifan Lokal dalam Kearifan Berkomunikasi:

Kearifan lokal Kota Sawahlunto juga terlihat dalam cara berkomunikasi masyarakatnya.

Penggunaan bahasa sopan, hormat, dan santun merupakan ciri khas komunikasi masyarakat Minangkabau yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokalnya.

13. Kearifan Lokal dalam Kearifan Bergaul:

Kearifan lokal Kota Sawahlunto juga terlihat dalam cara bergaul masyarakatnya.

Sikap saling menghormati, menghargai, dan membantu merupakan ciri khas masyarakat Minangkabau yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokalnya.

14. Kearifan Lokal dalam Kearifan Menjaga Lingkungan:

Kearifan lokal Kota Sawahlunto juga terlihat dalam cara masyarakatnya menjaga lingkungan.

Tradisi “gotong royong membersihkan lingkungan” dan “menjaga kelestarian alam” merupakan bentuk kearifan lokal dalam menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup.

15. Kearifan Lokal dalam Kearifan Bertoleransi:

Kearifan lokal Kota Sawahlunto juga terlihat dalam sikap toleransi yang tinggi yang dimiliki oleh masyarakatnya.

Kota Sawahlunto dikenal sebagai kota yang multikultural dan multietnis, dan masyarakatnya hidup berdampingan dengan damai dan saling menghormati perbedaan.

16. Kearifan Lokal dalam Kearifan Menyelesaikan Konflik:

Kearifan lokal Kota Sawahlunto juga terlihat dalam cara menyelesaikan konflik yang dilakukan oleh masyarakatnya.

Musyawarah mufakat dan pendekatan kekeluargaan merupakan cara yang ditempuh untuk menyelesaikan konflik dengan damai dan adil.

17. Kearifan Lokal dalam Kearifan Beradaptasi dengan Alam:

Kearifan lokal Kota Sawahlunto juga terlihat dalam cara masyarakatnya beradaptasi dengan alam.

Sistem “mambangun jo alam” merupakan bentuk kearifan lokal dalam beradaptasi dengan kondisi alam dan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan.

18. Kearifan Lokal dalam Kearifan Melestarikan Budaya:

Kearifan lokal Kota Sawahlunto juga terlihat dalam upaya masyarakatnya untuk melestarikan budaya dan tradisi leluhur.

Berbagai festival budaya dan kegiatan adat masih terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi muda.

19. Kearifan Lokal dalam Kearifan Menghadapi Globalisasi:

Kearifan lokal Kota Sawahlunto juga terlihat dalam cara masyarakatnya menghadapi globalisasi.

Masyarakat Sawahlunto tetap menjaga identitas budayanya dan nilai-nilai kearifan lokalnya di tengah arus globalisasi yang semakin deras.

Kesimpulan:

Kearifan lokal Kota Sawahlunto merupakan kekayaan budaya dan warisan leluhur yang tak ternilai harganya.

Kearifan lokal ini menjadi identitas yang membanggakan bagi masyarakat Kota Sawahlunto dan memberikan banyak manfaat bagi kehidupan masyarakatnya.

Kearifan lokal ini perlu terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi muda agar dapat terus menjadi pedoman hidup dan sumber inspirasi bagi masyarakat Kota Sawahlunto dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

Demikianlah informasinya, semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan